Yang paling sering jadi penyebab adalah penyesalan.
Ibaratnya lagi demo, mungkin aku orang yang ada di barisan-barisan depan, yang paling semangat nolak, yang paling provokasi, yang paling kontra sama masalah itu. Tapi setelah masalahnya berlalu dan ternyata aku sadar kalau itu bukan sesuatu yang salah, sisanya cuma ada rasa nyesel.
Kaya orang yang selalu pasrah dan ngga mau nerima kekalahan, aku menghibur diri selalu dengan percaya, "Ya emang kamu ngga ditakdirin gitu kali, Ra," yang belakangan aku sadar kalau aku ngga (belum) ngelakuin apa-apa, gimana caranya aku bisa ngomong kaya gitu? Kalau aku udah jalan kaki lintas benua tapi akhirnya nggak sampai-sampai juga ke Perancis, mungkin aku baru punya hak ngomong kalau itu takdir.
Kalau nasi udah jadi bubur, kan ngga bisa dibalikin lagi jadi beras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar