What do we call it?

Ketika kamu tidak melewatkan waktu sedetik pun untuk memandangnya
Ketika kamu akan melakukan apapun, seperti menghadiri suatu acara, karena tahu dia pun akan datang
Ketika kamu tidak akan mau menyianyiakan kesempatan untuk lebih dekat dengannya
Ketika kamu bingung harus berkata apa saat menerima telefonnya
Ketika kamu kalang kabut membuka kamus bahasa demi merangkai kata-kata untuk membalas pesannya
Ketika ia membuatmu memandangi ponselmu, dan berharap ada pesan masuk
Ketika kamu berusaha sekuat tenaga menyembunyikan kebahagiaanmu
Ketika kamu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, walau hatimu melonjak-lonjak
Ketika kamu bersikap seperti orang lain di depannya
Ketika kamu tidak berani menatapnya
Ketika kamu menjadikan buku sebagai alasan
Ketika kamu harus memikirkan ribuan cara untuk mengembalikan buku itu
Ketika tidak sepatah kata pun terucap saat berpapasan dengannya
Ketika kamu sadar bahwa apa yang kamu tulis sekarang hanya tentang dia
Ketika adegan-adegan dengannya memenuhi otakmu
Ketika dia selalu menjadi isi dalam postingan blogmu
Ketika dia selalu bisa membuatmu berdebar dengan caranya
Ketika kamu datang ke sekolah, dan berharap bertemu dengannya
Ketika kamu ikhlas menjadi satu-satunya orang yang mendapat nilai 90 di kelas saat ulangan matematika setelah melihatnya
Ketika namanya kamu tuliskan di header tiap buku tulismu
Ketika kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan dengan perasaanmu ini