another blogger

Sabtu, 25 November 2017

Day 6 - Someone who fascinates you and why

Lagi-lagi aku harus googling maksudnya fascinated itu apa.... wkwk
Dan jawaban terbanyak yang aku temukan adalah: Extremely interested.

Yak. Susah ini jawabnya HAHAHA

Tapi aku punya seorang kenalan. Yang dibilang kenal banget sih enggak, ngga kenal banget juga engga (bingung). Kenalnya sekitar tahun 2012. Dia ini temannya temenku, yang sampai sekarang selalu bikin penasaran. Ngga usah sebut nama ya haha.

Menurutku, dia ini adalah apa yang disebut 'Generasi Penerus Bangsa'. Dia ini semacam tokoh utama komik cewek, yang kebanyakan biasanya: ketua OSIS, ketua klub basket, jago main musik, tinggi, cakep, baik hati, perfect lah pokoknya. Oh iya perlu digaris bawahi, bahwa aku fascinated nya not in romantic way. Walaupun kalo misalnya berjodoh dengan temanku ini pun, aku ngga keberatan wkwkwk. Tapi ya.. apa daya dia nun jauh disana. Tidak terjangkau dan terhalang tembok.

Aku ngefollow twitter dia, yang isinya adalah hal-hal hebat. Gimana engga, dia selalu update kegiatan-kegiatan sosial maupun edukasi yang sering banget dia ikutin. Keluar negeri udah kaya makanan sehari-hari kali, untuk ngikutin kongres pemuda-pemudi, atau future leader. Kalau nanti dia mencalonkan diri sebagai Presiden, suara ku dan seluruh keluarga besarku kuserahkan buat dia hahaha.

Isi sosial media nya adalah hal-hal positif, dan bikin orang lain yang ngelihat termotivasi untuk ngga mau kalah, atau minimal merasakan semangat yang berkobar dalam diri, walau cuma bertahan 10 menit. Ini orang bagaikan matahari, yang bisa menyinari jalan gelap ngga tentu arah kita. Yang bikin kita percaya, bahwa generasi muda Indonesia bisa. Tipe orang yang kalau kamu ajak diskusi, bakal bikin senyum-senyum dengan gagasan-gagasan dan pola pikir dia yang 'Ah benar juga'. Aku baru sekali ketemu orang ini, tapi bisa ngerasain aura-aura yang beda gitu terpancar dari dia. Apa namanya kalau bukan hebat?

Kupikir setelah pertemuan sekali itu, dia ngga inget aku. Tapi begitu aku follow twitternya (2 bulan setelah pertemuan pertama), dia langsung nge-direct message. Dia awalnya nanya, masih inget sama dia apa engga, kemudian nanyain kabar dan gimana kuliahku. Ternyata dia masih inget aku. Orang-orang yang menghargai pertemuan dengan orang lain ini nih, yang bikin kita respect :)

Keep inspiring, Ton!

Jumat, 24 November 2017

Day 5 - A Place I would Live, but Never Visited

Jepang sama Inggris.
Bukan berarti aku ngga pengen tinggal di Indonesia sih. Tapi topiknya kan tempat yang belom pernah dikunjungi. Kalo kota di Indonesia, sudah pasti Surabaya lah. Siapa yang mau meninggalkan kota nyaman - pemilik kuliner ter-enak se Indonesia raya? Haha

Karena aku anaknya kadang suka halu (hahaha), tinggal di Jepang atau Inggris uda beberapa kali terbayang-bayang. Ini akibat sering ngeliatin feeds selebgram yang tinggal, atau kenalan yang lagi sekolah disana. Kalo kata bapak, "Anak jaman sekarang tuh sukanya pembuktian. Kerja atau sekolah di tempat jauh, kemudian eksis dengan hasil yang dicapainya sendiri." yang mana intinya adalah banyak yang ambis. Bagus kan, apalagi kalau tujuannya positif? Cuma mungkin maksudnya adalah, selama orangtua masih bisa membiayai kita, biarkanlah, kita cuma tinggal ada didekat mereka terus sampai nanti waktunya punya kehidupan sendiri. Ngga perlu kerja atau kuliah lagi jauh-jauh, sementara ini di dekat orangtua aja, mengganti waktu bareng mereka yang selama sekolah kemaren habis terpakai karena sibuk ko-as atau skripsian. Tapi sebagai anak ya, siapa sih yang mau ngerepotin orangtua terus....

Yak, dari info-info yang aku dapatkan, tinggal di kedua negara ini membutuhkan biaya hidup yang ngga sedikit lho. Dimana di Surabaya, kamu bisa makan pecel dengan harga Rp 7.000 sekali makan. Kalo di Jepang atau Inggris, mana ada....... Makanan mungkin paling murah di atas 500 yen (Rp 60.000), apalagi di Inggris, ku ngga tau deh. Selama kemaren ke Eropa aja, aku sama teman-teman ngga pernah beli makanan di restoran. Seriusan. Berhubung lagi puasa, kami ngga banyak jajan dan ngga terlalu kelaparan. Kentang goreng aja harganya Rp 50.000 (3.5 euro). Kalo aku ngga salah, pernah lewat juga di kios kebab dan harganya sekitar 6-8 euro per bijinya :') Selain itu, taste makanan disana agak kurang cocok dengan lidah Jawa Timur-an ku yang craving makanan-makanan pedes-asem-gurih banget. Tinggal di Indonesia emang paling nyaman dah!

Tapi emang, living cost di tiap negara kan pasti berdasarkan pendapatan dan perekonomian negara tersebut juga. Berhubung UMR pegawai disana tinggi, ya barang-barang mengikuti harganya. Sesuai lah kalau aku bilang. Dari ceritanya bapak, gaji yang diterima disana memang tinggi, tapi sekalinya jadi pengangguran, langsung melarat pol kalo ngga punya tabungan...

Aku pengen bisa tinggal di Jepang atau Inggris, tapi engga permanen. Mungkin buat sekolah lagi aja ya (Aamiin), dan tentu aja, aku lebih pengen menetap di Indonesia. Ngga mau jauh-jauh dari Bebek sambel ijo lah pokoknya :')

Kamis, 23 November 2017

Day 4 - 10 Interesting facts about me

1. Baru-baru ini tau kalau sepertinya alergi bulu kucing :(
2. Selalu semangat kalau diajakin nonton horor
3. Pernah pingsan waktu praktikum tentang darah di kampus. Padahal kan dokter :(
4. Koleksi komik di rumah hampir sampai seribu buah.....
5. Wouldn't mind kalau diajakin jajan macem-macem, asal sebelum jam 7 malem ya...
6. Waktu kecil pernah nggak pd gara-gara badan yang mungil, tapi sekarang malah bangga dibilang imut..
7. Sangat tertarik dengan sejarah! Diam-diam kepoin peristiwa G30S, teori konspirasi (bahkan punya banyak bukunya), dan seru banget kalo ngobrolin beginian sama Dhea, Hillary, Mas Ozi
8. Cucu pertama dan tertua di keluarga ibuku, bahkan di keluarga besar Soeparto. Sepupuku masih kecil-kecil semua...
9. Aku bisa naik motor lho. Mau yang manual atau matic, sok atuh. *sombong*
10. Sampai sekarang, ngga bisa renang. Bahkan ngapung aja ngga bisa.....

Penantian Berharga

Sudah kuputuskan. Entah bagaimana menyebutnya, tapi keputusanku sudah bulat, bahwa aku tidak ingin terus berada dalam posisi ini. Tersiksa, sakit, perasaan tidak nyaman, yang selama ini terus menghantuiku, aku ingin melupakan semuanya. Dan seperti yang kebanyakan orang bilang, aku harus terus melangkah maju.

Aku tahu, bahwa beberapa hal tidak selalu harus diakhiri dengan melupakan. Aku hanya mengambil jalan pintasnya saja. Aku hanya tidak ingin berada dalam posisi ini terlalu lama. Beberapa menawarkan hal-hal baru, seperti merawat luka yang sejak dulu ada. Menjanjikan bahwa lukaku akan tertutup. Utuh, seperti baru. Namun bahkan tidak ada yang bisa meletakkan benangnya, tidak ada yang berhasil merawatnya. Bagiku, yang sudah hancur, memang tidak mudah untuk memperbaiki. Dan hari ini adalah saatnya. Aku ingin menjadi aku yang baru.

Aku mengenalnya belum lama. Tapi hanya dia satu-satunya yang mengabulkan keinginanku, untuk segera pergi dari sini. Dia satu-satunya yang mengerti penderitaanku, tidak memaksakan dan menyangkal keputusanku. Tidak menawarkan kenyamanan baru, tetapi berjanji akan berusaha yang terbaik untukku.

Awalnya, aku tidak pernah melihatnya sebagai 'ini dia orangnya', sampai dia berhasil meyakinkan orangtua ku, bahwa dialah yang selama ini aku cari, yang mau berjuang untukku, mau membantuku lepas dari penderitaan ini. Sepanjang pertemuan, dia selalu tersenyum, dan menanyakan banyak hal tentangku. Dia membiarkanku bercerita tentang diriku, mendengarkan semua yang kukatakan dengan sabar dan tenang. Sesekali menimpali dengan tawa. Senyum itulah yang membuatku sadar, mungkin dia lah orang yang kucari. "Saya siap kapanpun putri anda siap." Katanya dengan tegas.

Orangtuaku dengan segera menentukan tanggal. Awalnya, aku tidak mau buru-buru, karena merasa belum siap. Tapi, bukankah ini yang selama ini kutunggu? Memulai hidup baru? Menyerahkan seluruh kepercayaan dan hidupku pada orang yang kupilih?

Tanpa ragu, akupun tersenyum, dan menyerahkan keputusan di tangannya. Dengan senyum yang selalu memikat hatiku itu, ia menuliskan sebuah tanggal. Orangtuaku setuju, dan menjabat tangannya. Setelah sekian lama, akhirnya putri tunggalnya akan terlepas dari rasa sakit yang diderita selama ini. Akhirnya mereka akan melihat putrinya tersenyum kembali, di tangan pria yang tepat.

***

Hari yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba. Aku mengenakan pakaian terbaikku hari itu. Menandakan bahwa hari ini adalah hari yang penting, untukku juga kedua orangtuaku. Tentu saja aku diselimuti rasa takut dan cemas sejak semalam. Bahkan aku tidak tidur.

"Tadi pagi sudah sarapan?" Tanyanya. Dia tahu aku grogi, dan tidak lupa menanyakan apakah aku sudah makan agar aku tidak tiba-tiba pingsan.
"Bagaimana bisa lupa, kalau tadi malam sudah diingatkan?" Jawabku, yang dibalas dengan senyuman andalannya.

Dia menyerahkan beberapa lembar kertas, akupun juga menyerahkan sebuag foto yang diminta olehnya. "Nanti tanda tangannya disini ya.." katanya sambil menjelaskan, "Dibaca dulu. Kalau ngga paham, kita pahami sama-sama."

Aku meraih kertas tersebut. Membaca dengan seksama poin demi poin yang ada. Tertulis di paling atas kertas "Informed Consent. Perawatan Odontektomi. Persetujuan Tindakan"

Sekali lagi tanpa ragu, aku membubuhkan tanda tangan persetujuan disana setelah membaca semua resiko tindakan. Orangtuaku juga ikut menemani. Akhirnya, hari ini gigi yang selama ini menyiksaku akan dicabut. Tidak ada lagi rasa sakit tengah malam, tidak ada lagi rasa sakit saat mengunyah makanan, tidak ada lagi pipi bengkak, tidak ada lagi harapan palsu pada perawatan yang tidak kunjung berakhir indah. Mari kita mulai, dok. Bantu aku menuju jalan yang lebih indah :)


-tamat-



*odontektomi: tindakan pencabutan gigi dengan membagi/membelah gigi menjadi beberapa potong saat proses pengeluarannya karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk dikeluarkan utuh. Biasanya dilakukan pada pencabutan gigi graham bungsu (gigi molar ke 3) yang mengalami impaksi.

Rabu, 22 November 2017

Day 2 - Your Earliest Memories

Awalnya aku bingung, maksud dari topik hari ini apaan ya. Akhirnya googling, dan dapet beberapa definisi, yang intinya adalah ingatan terlama kita waktu masih kecil. Apa yang kita inget dulu jaman kecil banget. Soalnya, beberapa penelitian mengungkapkan kalau ingatan kita waktu kecil (sebelum usia 6 tahun) ngga bisa kita re-call. Yang mana kita ngga ingat apa yang terjadi sebelum usia 7 tahun, kebanyakan sih. Aku juga gitu, kalo ditanyain dulu masa balita nya ngapain aja, uda pasti ngga bisa ngejelasin secara detail. Tapi begitu liat foto-foto masa kecil, kaya sempet ada listrik-listrik sekelebat sekilas lewat, semacam dejavu, "Ooh ini yang waktu itu." Padahal kalo disuruh nyeritain ya ngga inget....

My earliest memory is pernah hilang di Dunia Fantasi (DuFan). Setelah dipikir lagi, kayanya tuh aku udah mayan gedhe ya, karena udah boleh naik Roller Coaster (iya aku dari kecil udah hobi naik begituan).

hem.. *mencoba mengingat ingat lagi*

Dulu jaman kecil, aku sempet tinggal di Jakarta. Dari sebelum aku masuk TK sampai kelas 2 SD. Aku inget banget tiap kali mudik ke Surabaya, pasti aku sekeluarga naik kereta. Dan berhubung aku sama Raka masih kecil-kecil banget, demi menghemat tiket, ibu sama bapak biasanya cuma beli 2 tiket penumpang dewasa buat mereka. Sedangkan aku sama Raka, yang jelas waktu itu masih kecil, duduknya dipangku. Dan waktu jalan-jalan sama keluarga besar, yang mana kalo beli 4 kursi kan bisa diputer buat dihadap-hadapkan, aku sama Raka didudukin di bawah, di tempat pijakan kaki yang jadi luas gegara kursi yang diputer haha. Jadi dari rumah bawa alas, buat aku sama Raka tidur dibawah.

Entah kenapa dari sekian banyak kejadian pas masih kecil, ini yang aku masih inget samar-samar. Sekecil apa ya dulu kami berdua sampai bisa ditidurin di lantai kereta.... Tiap kali lihat fotonya, aku kaya keinget lagi rasanya tiduran disana wkwk

"Ih itu dulu pas kamu kecil dulu ya fotonyaa.." kebetulan pas aku lagi ngefotoin foto ini, si ibu lewat
"Iyaa.. cukup ya bu aku dulu sama Raka disitu."
"Cukup, makanya kalo tiap pergi kamu sama Raka mesti ditidurin disana. Padahal ya, lantainya kereta kan kita ngga tau bersih apa engga. Ada hewan-hewan apa aja yang lewat-lewat disana.. Hiii.."
"Lah kok aku tetep ditiduran disana tapi.."
"Biar hemat.. hehehe"


Beginilah penampakannya. Aku sama Raka tidur dibawah, diantara kaki-kaki anggota keluarga lainnya yang rela kakinya dilipat di atas supaya ngga kena kami. Padahal biasanya, kalo sekarang aku bepergian jauh naik kereta, lantai tempat kakinya tuh buat tempat naruh kantong plastik yang isinya sampah.................. wkwk :")

Kalo kalian gimana? Apa earliest memory mu?

Selasa, 21 November 2017


Sudah lama tau beliau, dan ngikutin juga karena bahasa yang dipakai bahasa yang 'enak didengar' banget. Bukan bahasa formal yang butuh dibaca berulang-ulang supaya paham. Tapi, untuk yang satu ini, maaf ya kalau saya kurang sepemahaman ^^

Berbeda opini sah aja kan? Toh dikatakan kalau itu pilihan masing-masing. Itu pilihan saya, jadi ya, tinggal menunggu ada lelaki yang mau sama wanita (yang sedang berusaha menjadi) seram kaya saya ^^

Day 1 - Five Problems With Social Media

Pernah aku lihat video di timeline Line tentang gimana orang-orang menggunakan social media mereka, untuk berbagi hal-hal yang berbeda-beda. Kaya yang kita tau sekarang, socmed tuh punya kekuatan yang besar banget buat kehidupan. Terutama di bidang komunikasi. Mau transaksi, janjian, cari jodoh, cari masa, promosi, semua bisa dilakuin lewat socmed. Dari semua kecanggihan yang ditawarkan, tentu aja juga ada beberapa hal-hal yang terkait.

1. Do I really know him/her?
Hal-hal yang dibagikan di social media, tentu aja hal terbaik yang kita pengen orang-orang lihat, atau nilai dari kita. Kaya di postinganku sebelumnya, gimana penilaian orang terhadap kita via social media, apakah benar aku udah kenal dia dengan baik? Aku follow semua akun socmed nya, apakah aku udah bisa dibilang tau semua tentang dia? You tell me.

2. Which one is my real world? The digital or the one I lived in?
Salah satu alasan kenapa belakangan aku agak mengurangi buka-buka socmed (kecuali blog 😂), selain karena menguras kuota 3Gku adalah aku punya dunia yang ngga kalah seru dengan dunia digitalku. Masih banyak obrolan yang bisa aku obrolkan dengan teman-teman, atau keluarga, atau perawat di klinik (yang jelas ada di depanku) daripada sibuk membalas komentar. Kadang tuh kalo uda seru sama satu aplikasi, kita jadi autis, main ituuuu terus seharian. Aku juga pernah begitu kok. Dan hal ini tiba-tiba jadi ngeselin ketika kita lagi keluar sama temen, tapi temen kita sibuk dengan dunia digitalnya sendiri 😂😂

3. Privacy
Dengan semakin macem-macem feature di social media, bahkan kita bisa tau sekarang di suatu tempat, kira-kira ada siapa aja. Kita bisa tau teman kita lagi ngapain, teman kita ada dimana. Ini berguna buat orang-orang yang memendam perasaan dan diam-diam stalking (bukan aku!). Kayanya privasi kita tuh ngga mahal lagi 😂 sebenernya ini adalah pilihan si user sendiri, kan yang upload ya dia sendiri... yang bikin was-was adalah keberadaan google car yang sempat lewat di depan rumah.. wah kalo kita jadi buronan FBI/CIA kayanya uda pasti ngga bisa kabur nih..

4. Mass Controller
Social media sekarang dipakai dan jadi salah satu media kampanye yang menggaet masa paling banyak. Udah lihat kan, gimana tiap-tiap orang menjaring pasukan lewat socmed. Banyak artikel-artikel Hoax, click bait, petisi-petisi, gambar-gambar yang sumbernya ngga jelas dipakai sebagai bahan menjatuhkan satu sama lain. Dipakai untuk mengajak orang-orang masuk di satu golongan tertentu. Termasuk kalo kamu adalah seorang seleb di dunia maya, tentu apa yang kamu share bakalan jadi panutan orang. Kamu bisa mengontrol orang-orang yang nge-follow kamu, dan ini adalah kekuatan yang agak mengerikan..

5. Random Fact
Banyak bangettt hal-hal di internet yang ngga seharusnya kita telan mentah-mentah. Hal-hal yang kita ngga tau kebenarannya. Mau itu kebenaran berita yang beredar, atau benarkah tulisan itu ditulis oleh yang punya akun, banyak banget fitnah atau akun fake yang beredar.

Jadi, sebagai pemuda usia 20-an jaman now, kita kudu pinter memilih-milih konten yang mau dilihat atau dibagikan di socmed. Banyak banget artikel aneh-aneh yang disebarin di grup WA keluarga besar. Kadang-kadang, senior-senior kita (ibuku contohnya) langsung gembar-gembor begitu baca berita dari grup WA teman-temannya, yang mana kebanyakan adalah hoax 😅

Menurutku, 'main' di socmed itu just for fun aja. Bagikan hal-hal yang pantes buat dilihat orang, dan nantinya ngga bakal berimbas ke diri sendiri. Sebenernya kalau main nya ke arah yang bener, bisa bermanfaat banget kaya banyak selebgram/artis youtube yang ngebagiin hal-hal positif buat banyak orang. Kita tinggal milih aja, mau jadi kaya Gitas*v atau Awk*rin 😅

Another 30 Day Blogging Challenge

Semoga teman-teman sekalian ngga bosen ya aku berulang kali ikutan blogging challenge 😂 Tujuannya masih tetap sama, buat latihan nulis, dan bagiku menulis udah kaya terapi. Dengan nulis, bisa lho ngilangin stres, atau meringkankan pikiran. Makanya banyak yang menjadikan hobi menulis mereka sebagai terapi, obat, atau pelarian dari jenuhnya aktivitas.

Hari ini hari Selasa, yang mana adalah salah satu hari libur dari kegiatan praktek. Biasanya walaupun ngga ada jadwal praktek, aku tetep hectic pagi-pagi karena harus nganterin Raka ke RS (biasa... koas masuk pagi terus), setelah itu nganter-nganterin orang rumah lagi. Tapi hari ini, aku bisa istirahat santai di rumah, marathon Dexter bahkan taking a nap, ketiduran dengan tangan masih pegang hp. Cuma abis itu, karena terbiasa hectic, aku jadi agak bosen di rumah. Ujungnya malah ngeblog lagi 😂

Well, aku uda nyari-nyari beberapa challenge yang kira-kira isinya agak beda dari yang sebelumnya. Ada beberapa poin yang sama sih, cuma ya, gapapalah kali aja tulisanku beda (dasar labil). Dan inilah dia challenge nyaa!


Let's begin!

Didn't see it coming...


Our favorite characters: They don't really live and breathe, but they can die. And when that happens, we really do mourn them ... especially when their deaths come seemingly out of nowhere.

Masih ada yang ganjel rasanya, semacam rasa bersalah dan menyesal "Harusnya ngga gini..." setelah highlight season finale episode Dexter hari ini: Rita meninggal dunia.

Ini serial tv pengganti Grey's Anatomy yang season barunya belom siap buat di download sebagai bekal waktu jaga. Udah sampai season 4 nih nontonnya, dan baru kali ini bener-bener sampai di breath-taking moment. Rasanya kaya sesak napas (lebay), tapi beneran huhuhu :" Sama rasanya kaya waktu Susan Grey, atau George meninggal. Sama sesaknya....

Kupikir ini cuma imajinasi nya si Dexter, buat pengingat supaya dia perlu menyelamatkan keluarganya, yang pasti nantinya suatu saat akan kena dampak dari perbuatan 'dark passenger' nya dia yang bikin dia jadi Serial Killer. Akhirnya aku langsung browsing di internet (berhubung serial tv ini uda lama banget tamatnya), dan nemu beberapa artikel, yang mana banyak juga fans Dexter yang sedih T^T

Aku udah tau sih si Rita bakal pergi juga nantinya, tapi engga dengan cara begini :" she really doesn't deserve this. Setelah akhirnya Trinity Killer berhasil dibunuh, kupikir bakal ada scene Dexter liburan ke Keys bareng Rita yang uda mereka rencanakan. Atau cuplikan Astor-Cody yang main ke DisneyWorld, ternyata malah adegan Harrison berlumuran darah :"""


Rest in peace, Rita.

Minggu, 19 November 2017

I remember those times, when talking to a new friend isn't my favourite.
But now, it absolutely is.

8/10



Halooo!
Pasti semua udah pada ngenalin gambar di atas kan? Apa lagi kalo bukan film yang paling ditunggu-tunggu minggu ini: Justice League! Walaupun bukan fans fanatik DC, tapi aku lumayan excited dengan adanya film ini, jadi ada alasan buat nonton di bioskop, setelah memutuskan ngga nonton Thor. Temen-temen pada nyaranin nonton Thor, tapi ngga tau kenapa dari dulu ngga tertarik aja, dan lebih pengen nungguin Justice League. Berdoa semoga worth waiting-worth watching deh.

Aku berhasil nonton Justice League di hari pertama premiere filmnya. Yang tadinya kupikir bakal ngantri banget, ternyata malah kosong, ngga tau apa karena aku datengnya kepagian ya. Padahal aku uda hampir pesimis ngga dapet tiket gegara baru ke Bioskop sekitar jam setengah 2 siang (yang mana dulu nonton Harpot 7 aja, bioskopnya belom buka orang-orang udah pada antre...) eh kok kebetulan banget begitu sampai disana, bahkan ngga ngantri sama sekali. Tadinya hampir ngga jadi nonton nih karena ngga ada temen nonton, tapi karena ada satu kejadian, akhirnya salah seorang temenku, mau ngga mau (dipaksa keadaan wkwk) jadi ikutan nonton di hari itu.... Terima kasih yaa ^^

Awkay lanjut ke film nya yaa
Sebelumnya tuh aku sempet baca di twitter, kalo JL ini bagus, tapi ngga sebagus itu. Dari awal aku emang ngga berekspektasi besar sih filmnya bakalan kaya gimana, cuma pengen nonton aja. Kenapa ga berekspektasi besar? Karena terbukti dari beberapa film sebelumnya, aku agak kecewa dibuatnya wkwkw. Misalnya IT atau Flatliners. Kalau dari awal ngga ada ekspektasi apa-apa kaya nonton JL ini, malah ada surprise-surprise yang ngga aku duga sebelum nonton!

Aku bukan tipe yang melakukan research tentang film yang bakal aku tonton sebelum nonton. Justru malah setelah nonton baru kepo-kepo. Kecuali kalo emang udah dikirimin link/review film sama temen-temen. Nah ini kejadian juga pas nonton JL, dimana aku bahkan ngga kepikiran buat nonton trailernya. Padahal sebelum JL, aku sempet nonton film dan ada trailer JL diputar, tapi aku sama sekali ngga inget isi trailernya apaan............ cuma inget Ben Affleck berjenggot dan brewokan aja. Entah ngga merhatiin ato gimana ya. Tapi berkat itu, aku jadi surprise waktu nonton! Ada scene yang aku ngga nyangkaaa bakalan ada, dan waktu nanya ke temen nontonku itu, dia bilang udah ketebak sih dari trailer. Ya Amplooooppp untung aku ngga lihat trailernya :"DD Jadi bagi yang belom nonton dan belom liat trailernya, aku saranin ngga usah lihat (trailernya) deh...

Menurutku pribadi film ini nilainya.... em 8/10 bolehlahh
Aku lumayan puas dengan film dan ceritanya, walaupun banyak yang bilang ceritanya biasa aja. Udah ada perkembangan lah dari film-film DC yang biasanya nuansa gelap dan ga ada humornya sama sekali. Berkat Aquaman dan Flash, film kali ini lumayan bikin bibir melengkung, walaupun ngga sampai ngakak ya (maafkan selera humorku yang agak aneh :")). Dari segi animasi/grafis ato apalah itu nyebutnya, udah baguuus walaupun agak flat gegara ceritanya agak flat dan ketebak. Tapi yang bikin sedih, entah kenapa tokoh Batman disini keliatan agak ngga berdaya dibandingin superhero lainnya :( Padahal kalo liat film-film Batman nya sendiri, udah yang bikin jantung kayanya ketinggalan di bioskop deh, apalagi jamannya Christian Bale yang meranin si Batman. Film kali ini terlalu banyak fokusnya, ke GalGadot yang kece badai lah, ke Flash lah.

Keseluruhan, film ini worth watching lah, tapi ngga untuk ditonton dua kali di bioskop kalo menurut temenku hahaha. Jadi, selamat nonton! :D

Jumat, 17 November 2017


Real definition of 'put your emotion aside' 😂

Kamis, 16 November 2017

(Maaf ya buat dua orang yang di belakang, wajahnya sengaja ditutupin gegara uda laku. Cukup dua jomblo di depan ini aja yg nampang wkwkwk)

"Temenku ada yang pas interview, ternyata interview-er nya kepoin dia lewat google. Jadi tau apa aja yang suka di-like sama dia. Sampe ditanyain 'Kamu suka kucing ya?'. Gara-gara di FB nya penuh foto-foto share kucing..."
"Wah kalo cari nama kalian muncul link ke blog ku entar... apalagi Aya, banyak namanya di postingan galau.."
"Ra.. kalo nulis tentang aku di blog yang bagus-bagus dong...."
"Iya.. ntar masa pas namaku di search, munculnya yang galau-galau..."

Iya, oke, aku tulis yang baik-baik tentang kalian :)

Yak. Tiga orang ini adalah yang paling bisa bikin aku ketawa histeris, bahkan di foodcourt mall sekalipun, dengan berbagai cerita unik mereka. Kalo bikin rencana dari jauh hari, selalu gak jadi. Tapi kalo ngajak ketemuan dadakan (kumpul sore ngajaknya baru paginya), selalu bisa. Dan komplit.

Teman-teman yang sedari jaman piyik menemani perjalanan hidup. Tau luar dalem, dan selalu ingat detail cerita yang ku/masing-masing ceritakan. Yang selalu tiba-tiba ngechat, "Ciyee blognya..." atau kirim screenshot instagram tentang seseorang yang selalu jadi hot topic di kalangan kami. Orang-orang yang selalu kuajak jadi orang ketiga. Atau nemenin ketika gagal kencan wkwk (kencan sama siapa....)

Pertemuan hari ini cukup berfaedah. Karena selain pelampiasan stres masalah masing-masing, ada quote of the day nya: "Teman itu ngga perlu punya banyak, cukup punya sedikit aja yang selalu ada."
Dan tiba-tiba aku terharu, mengingat aku juga ngga terlalu punya banyak teman dekat. Paling ya itu-itu aja. Dan Alhamdulillah, mereka-mereka yang dekat ini bener-bener 'yang selalu ada' :)

Abis ini dr.Soraya mau internship di Nganjuk, dan bakalan jarang ketemu selama setahun ke depan. Pasti bakalan sibuk. Ntar siapa dong yang bisa tiba-tiba aku chat, aku kirimin postingan receh, humor gak lucu dan langsung ngebales secepat kilat...

Sukses terus Soyyy!
Selamat merantau! Semoga berkah dan lancar ishipnyaa! Balik-balik bawa calon yak ;))

Selasa, 14 November 2017

Tak Kasat Mata

Pernah diceritain sama Aya, kalo temannya (sebut saja si A) ada yang dilamar sama salah satu teman semasa SMA nya dulu (sebut saja si B). Dan yang berkesan adalah, si B ini adalah orang yang udah lama ngikutin blog si A. Tanpa ba-bi-bu, langsung bilang, "Udah lama ngikutin blog kamu. Kayanya kamu orangnya baik." Kurang lebih kaya begitu lah. Kalo aku jadi si A, uda pasti tersanjung banget. Tapi, apakah hal-hal yang ada di blog bisa menjadi penilaian seseorang? Berhubung si B adalah teman semasa SMA, anggep aja senggaknya tahu dunia diluar blognya si A. Kalo misalnya orang asing?

Aku punya kenalan, yang waktu itu menyapa dengan chat bilang, "Aku baca blog kamu. Kayanya lebih cocok masuk jurusan sastra nih drpd kedokteran gigi. Hehe" dan berujung ngobrolin banyaaak judul buku-buku sastra, yang mana adalah kesukaan si kenalanku ini. Sedangkan aku, sebenarnya adalah fans garis keras komik, yang jumlah koleksi komiknya paling aku banggakan :")
Gegara beberapa tulisan di blog, kenalanku menganggap aku adalah anak sastra yang super classy...

Padahal... bacaanku webtoon receh, dan aku ngga seanggun ituh... :")

Ya sebenernya gapapa sih kalo keliatannya begitu. Tapi, aku sebenernya kan ngga sekeren itu :")
Kalau ternyata aku ngga seperti yang diharapkan bagaimana....

Aku jadi agak terbebani karena takut menghancurkan ekspektasi orang. Ini pernah aku alamin dulu, berusaha menyamai harapan orang, yang akhirnya aku ngga bisa ngobrol bebas, jadi membosankan, dan aku capek sendiri buat ngebahasin hal-hal yang engga aku suka. Karena mencari pasangan bukannya mencari yang nyaman? Yang kita bisa bebas jadi diri kita sendiri, ngobrol macem-macem tanpa mengharapkan orang lain seperti yang dibayangkan.

Tentu aja orang akan lebih cenderung menuliskan apa yang dia pingin orang lain baca dan tau, mau itu tentang dirinya, atau pola pikirnya. Bukan berarti fake sih, lebih ke arah memilah, kalau memang tujuannya adalah membagikan hal-hal positif. Orang lain yang baca, cenderung menyimpulkan sendiri, bagaimana pola pikir si penulis, bagaimana dirinya seperti yang ada di tulisannya. Dari tulisan orang memang terlihat sih sebenernya, gimana pribadi seseorang. Menggebu-gebu, pasif, agresif, introvert, extrovert, rendah diri, dan lainnya. Ada orang yang benar-benar berbeda ketika kamu temui langsung.

"Aku kagum sama si C, karena baca tulisannya tuh gimana gituu termotivasi."
"Aku suka dia, sama puisi-puisi nya, kok bisa ya bikin begitu"
Dan ketika orang tersebut ngga sesuai dengan yang kita bayangkan, ada 2 kemungkinan: kecewa atau malah makin kagum.

Sama kaya berita-berita clickbait yang sekarang secara ngga langsung udah kaya selalu mengadu domba orang-orang. Kita ngga bisa menilai dari judulnya aja. Isinya, kebenarannya pun harus dipastikan, engga ditelan mentah-mentah. Orang-orang di dunia politik juga sama *apalagi itu*. Intinya adalah, untuk bisa menilai, harus mengenal dan melihat lebih dekat.

Ada hal-hal tak kasat mata, yang cuma bisa kamu ketahui kalau ngobrol dengan orang tersebut. Membiarkan orangnya cerita sendiri tentang dirinya, tanpa memojokkan dengan mengutarakan opini judgemental, tanpa ada istilah 'jawaban yang aku harapkan' ketika kamu bertanya sesuatu.

Cerita Aya tadi diatas, jadi salah satu alasan kenapa aku masih ngeblog (walaupun uda jarang posting). Siapa tau sekarang jodohku lagi baca *ea* dan suatu saat juga akan memulai, "Aku baca blog kamu. Kayanya kamu orangnya baik. Boleh ngga kenal kamu lebih jauh lagi?"