another blogger

Sabtu, 26 November 2011

2

Dia sudah berjanji padaku untuk berusaha berhenti merokok. Aku percaya. Aku juga tahu bahwa prosesnya tidak semudah itu. Butuh waktu, mungkin. Tapi menurutku, kalau memang dia benar-benar mau berusaha untukku, tidak akan perlu waktu yang lama. Setidaknya aku pikir, dia tidak merokok ketika sedang bersamaku.

Siang itu, aku melihat dia merokok di depan kampus bersama teman-temannya. Aku berusaha menahan diri untuk tidak marah. Toh dia juga menepati janjinya untuk mengurangi intensitas merokok. Setahuku, dalam seminggu ini dia tidak merokok sama sekali. Tapi.....

Aku tidak tahan dan kemudian menghampirinya. Awalnya dia tampak kaget melihatku. Ketika dia hendak mematikan rokoknya, tanpa pikir panjang aku langsung merebut rokok itu dan mematikannya dengan telapak tanganku. Aku tidak suka. Tidak suka.

Teman-temannya terdiam melihat kejadian ini, dia kemudian menarikku ke tempat lain. Setelah agak jauh dari teman-teman dan menemukan bangku, dia membuka telapak tanganku yang kukepalkan. Luka bakar.
"Kamu ngapain sih..." katanya sambil menggenggam tanganku.
"Aku nggak suka aja." mataku mulai berkaca-kaca. Mulai terasa pedih. Di telapak tangan, juga di hatiku. Aku bodoh sekali. Apa yang baru saja aku lakukan?
"Bodoh.." dia kemudian berusaha memberikan pertolongan pertama pada tanganku yang kena bakar, "...anak kecil aja tahu gimana cara matiin rokok yang bener."
"Anak kecil aja tahu rokok itu nggak baik," balasku. Dia diam sejenak. "Kalau kamu merokok lagi, aku yang bakal matiin rokokmu dengan cara persis kaya tadi."


Aku tahu aku egois. Aku tahu aku seenaknya. Tapi...


Kemudian dia menggenggam tanganku lebih kuat lagi. Dia diam saja. Tidak bicara sepatah katapun sampai lebih dari 10 menit kami duduk di bangku ini berdua. Apa dia marah?
"Kamu marah?" aku berusaha memulai pembicaraan. Dia tidak menjawab. "Maaf ya, aku tau aku salah. Memang semuanya terserah kamu. Tadi aku terbawa emosi."
"Aku marah sama diriku sendiri." dia menoleh ke bawah. "Kenapa harus menunggu sampai kamu terluka begini aku baru sadar......."


Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Dan kemudian setelah itu, aku tidak pernah lagi melihatnya merokok. Bahkan ketika sedang bersama teman-temannya sekalipun.








terinspirasi dari Galuh *lagi*
Bisa bayangin si galuh yang jadi 'dia'? wakakaka

6 komentar:

  1. eh maaf aku lancang :|
    ini si galuh ceritanya kapan ? :p

    *nb : aku BUKAN cewek yang matiin rokoknya dia pake tangan di malam psychofest kok #eh xP

    BalasHapus
  2. Eh iya gapapa kok :D
    Wah aku lupa kapan dia ceritanya. Ini alur ceritanya murni aku yang bikin hehe. Dia cuma cerita ada yang matiin rokoknya dia pake tangan.

    BalasHapus
  3. aduh ra , i love this post hihihi x)

    BalasHapus
  4. Hahaha soalnya true story ya? :p

    BalasHapus
  5. iyeeep :p .
    kirain abis aku matiin rokoknya aku dtinggal dia marah , eh taunya dia nyari bio placeton :3

    BalasHapus