Kemaren habis UAS, aku nenteng sebuah benda di tangan kanan sambil senyam-senyum sumringah. Ngga pas ketemu orang doang, lagi jalan pun aku senyum sepanjang jalannya belum putus. Dan keadaan ini berbalik 180 derajat kalau dibandingin sama sebelum aku UAS. Eh tapi sama aja sih, aku kan dasarnya murah senyum :3
Tebak kenapa? Tebak palu segede apa yang ngehantam kepalaku?
TEMPAT PENSILKU KETEMU!!!!!!!!
Kaya anak-anak gauul gitu, aku langsung ngetweet "Ketemu!! Yeah!!!" . Sesuatu.
Rasanya pengen cium bapak-bapak yang nyimpenin tempat pensilku ini deh. Dari jauh aja ya pak, muah!
Jadi kemaren itu, begitu aku masuk Ruang Kuliah A (TKP), aku sama Putri langsung menyusuri tempat kita duduk kemaren. Kemungkinannya cuma 2 persen, soalnya angkatanku kan ujian terakhir hari ini, dan kakak-kakak kelas udah ada yang pake ruangan itu sebelumnya. Setelah di bangku-bangku teater ngga ada, aku sama Putri ke lemari bawahnya komputer. Berharap disana ada. "Eh ini ada tepak!" kata si Putri. Aku dengan semangat 45 nggeser Putri dengan kasar dan langsung nyari-nyari. Eh ngga ding, aku ngga sekasar itu .____.
Ulang ya,
"Eh ini ada tepak!" dengan lemah gemulai aku mulai menuruni bangku-bangku teater itu. Tetap dengan lembut dan lemah gemulai, aku ndeketin si Putri. "Beneran, Put? Mana coba aku lihat...." aku kemudian megang pundaknya si Putri terus nggeser dia dengan lembut. "Kayaknya bukan Ra," kata Putri. Setelah aku lihat, emang bukan tempat pensilku. Aku kembali ke bangku ku dengan lemas. Udah lembut, lemah gemulai, di tambah lemes lagi. Dan aku memutuskan, AKU HARUS NANYA SAMA YANG BERSIH-BERSIH RK. HARUS.
Setelah selesai ngerjain UAS PPKN, aku langsung nyari bapak-bapak yang bersihin RK. Ternyata beliau duduk-duduk di depan RK. What a wonderful life! Langsung aku interogasi bapak itu.
"Pak, kemaren ada tempat pensil ketinggalan ngga?"
bapaknya langsung bangun, dan jalan menuju laci meja di dalem RK. Aku ngikutin kaya ekornya dia. Bapaknya jalannya nyamping, aku ikutin. Kemudian bapaknya ngebuka laci. Aku mbatin, dodol kenapa tadi aku ngga kepikiran nyari ke laci ya.
"Nih, yang mana yang punyamu?"
Aku melongo ke dalem laci dan ada satu tempat pensil yang bersinar-sinar, kaya teriak, "Mama, find me!" dengan senyum malaikatku, aku langsung ambil tempat pensil itu dan ngucapin beribu-ribu terima kasih buat bapaknyaaaaaa. Gyaaaaaaa seneng bangetsssssssssss!
ini diaaaaa. Wes wuelek soro yo. |
Habis itu, aku langsung ke Arvi sama Hilly, mereka bisa nebak apa yang terjadi dari liat aku yang ngelambai-lambain tempat pensilku dari jauh. Dan komentar mereka yang pertama adalah, "Itu warnanya item, Ra! Bukan meraaaaaaaaaaaah!"
ups.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar