another blogger

Sabtu, 20 Oktober 2012

Sharing

Kapan hari itu, aku iseng-iseng ikut ibu ke sekolahnya Raka ngambil rapor sisipan. Selain ngeksis #ea, aku super nganggur di rumah (nggak inget ada ujian praktikum PA dan mau UTS). Jadi aku pikir, daripada di rumah makin suram, mending ikutan ke smasa sekalian jajan hahaha. Singkat cerita, aku udah duduk manis nih di aula sekolah sambil dengerin pidato kepala sekolah.

Terus, kepala sekolahnya bilang, kalau salah satu program buat siswa kelas 12 adalah pembimbingan pemilihan jurusan. Supaya anak-anak nggak salah pilih, katanya. Menurut dia, ada trik-trik milih perguruan tinggi.

"Hal ini supaya anak-anak bisa lebih cermat memilih PTN. Soalnya tahun lalu (angkatan 2008), di kelas percepatan itu anak-anaknya semuanya memilih Pendidikan Dokter. Otomatis mereka jadi saingan satu sama lain. Jadi diperlukan trik-trik memilih supaya tidak salah pilih dan bisa diterima di PTN," kurang lebih ngomong gitu. Kepala sekolah ngomongnya sambil agak ketawa, kayak menyayangkan kesalahan pilihan kami waktu itu. Dan dia berharap yang kaya gini nggak terulang lagi.

Sebagai salah satu dari 15 anak yang dirasani sama kepala sekolah tadi, aku melongo. Emang bener sih, anak-anak kelasku rata-rata pada milih Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertamanya, termasuk aku. Ada yang berhasil, ada juga yang dikasih pilihan terbaik lain sama Allah. Kita emang jadi saingan satu sama lain sih, tapi itu karena kita emang sama-sama kepingin jadi dokter :|

Oke, mungkin goal yang diharapkan sekolah adalah siswa-siswi diterima di PTN, tapi kalo aku dan teman-teman sekelas waktu itu cenderung diterima di pilihan jurusan yang diinginkan. Sekolah menyarankan kita untuk bener-bener milih yang sesuai dengan kemampuan, itu benar sih. Tapi apa salahnya nyoba? Maksudku, aku sadar kok waktu itu pendidikan dokter bukan levelku, ketinggian :| Waktu aku cerita aku milih kedokteran UI pas SNMPTN undangan aja aku ngetawain diriku sendiri, terlalu bodoh atau gimana ya, tapi aku pasrah aja tuh. Aku nggak kepikiran milih PTN yang peluangnya lebih tinggi daripada UI, misalnya Unesa atau ITS yang satu wilayah kota (+1). Jurusan yang aku pengen nggak ada disana .___. dengan segala resiko nggak diterima atas pilihanku. Eh beneran nggak diterima, tapi itu udah resikoku.

Sekolah mungkin mau siswa-siswinya banyak yang diterima PTN, nggak peduli jurusannya apa aja. Kalau nggak salah, prosentase siswa yang diterima PTN mempengaruhi nilai akreditasi atau kualitas atau apanya sekolah gitu ._. nggak tau lah. Tujuannya baik sih, baik bagi kami juga, soalnya masih bisa nerusin pendidikan ke jenjang kuliah. Tapi................................ beneran, aku lebih prefer diterima di jurusan yang aku pengen, bukan sekedar keterima di PTN. Walaupun nantinya mungkin kita juga bakal betah di jurusan yang nggak sesuai dengan keinginan kita itu sih.

Entahlah ya, apa mungkin karena aku alhamdulillah masuk di jurusan yang aku pengen, jadi bisa ngomong kaya gitu .__.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar