another blogger

Rabu, 15 Februari 2017

Sebaik-baiknya manusia


Jadi, aku sama Rarahayu hari Minggu kemarin jalan-jalan ke pameran pendidikan yang diadain Edeucation USA di Hotel Bumi, Surabaya. Lebih tepatnya aku yang diajak sih, awalnya ngga minat emang, kecuali yang ngadain dari Jepang atau Belanda aku excited hahaha. Tapi demi mengisi hari libur yang kosong, aku ikut aja, toh ngga rugi juga dapet informasi-informasi beasiswa, ada juga stand nya LPDP walaupun sampai sana, yang ada cuma meja nya doang, ngga ada informan nya :"))))) *plis anggota LPDP yang baca tolong perbaikannya hahaha*

Begitu sampai di venue, ketemuan sama temennya si Rarahayu yang emang janjian ke acara tsb bareng. Diliat dari luar aja kerasa kalau temennya Rarahayu, si Iin ini, excited banget dan udah mengincar beberapa stand universitas yang ada disana. Sedangkan aku, nol putul. Habis dari pengajian langsung ke Hotel Bumi. Baju udah persis kaya suasana lebaran. Tinggal salam-salaman aja sama orang-orang dan makan ketupat. Bodo amat, ga ada yang kenal ini.. Lanjut yak..........

Orang yang datang banyak bangettt, walaupun ngga sebanyak LPDP EduFair di Unair kapan hari sih (yang sampai ngantri 2 jam untuk masuk), tapi tetap rame menurutku. Aku bukan the true scholarship hunter, tapi pernah beberapa kali dateng ke Pameran Pendidikan kaya begini, dan menurutku kali ini emang termasuk yang cukup ramai. Secara, Amerika gitulooooo, siapa sih yang ngga mau lanjut sekolah di Amerika. Meskipun lagi anget banget isu rasisme dan anti-muslim disana, tapi aku lihat tetap banyak mbak-mbak berjilbab yang rela antri buat nanya-nanya universitas disana. Dan.... aku lihat beragam orang. Mulai dari yang masih kecil (Entahlah... apa SMA ya?) sampai om-om, dari kulit hitam ke kulit putih, ada juga yang jauh-jauh dari Tulungagung (curi dengar orang-orang yang lagi ngobrol) cuma buat ke acara hari ini. Ikutan senang karena banyak orang-orang yang pengen sekolah lagi, sama kaya yang aku pengenin. Jadi ngga berasa ambi sendiri hahahah ;)

Karena ngga punya tujuan, aku cuma keliling-keliling sambil dengerin orang-orang yang nanya-nanya di setiap stand universitas. Bingung soalnya mau kepo-kepo soal apa. Selain itu, program Master (S2) untuk jurusan kesehatan bener-bener ngga ada disana. Jadi beberapa universitas yang buka stand, ngga ada yang menawarkan program master untuk bidang medis. Kalo liat diselebaran atau info nya di internet, Harvard salah satu yang ada program studi medis, tapi ngga buka stand di acara kemarin. Tapi, ada satu bidang studi yang cukup menarik perhatianku, walaupun ngga berhubungan dengan medis sama sekali. Yaitu, jurusan Dramatic Writing. Bayangiiiiiiiiiiiiiin! Se fokus itu coba bidang studi yang ditawarkan. Ngga cuma sekedar menulis, tapi ini dramatic writing dan program studinya bergelar Bachelor. Aku sempet amaze, karena bahkan penulis disana merupakan sesuatu yang bergelar, maksudku, seluruh bidang benar-benar dihargai kualifikasinya. Bukan hanya sekedar hobi, tapi itu juga dijadikan background pendidikan kita. Ya ampuuun kagum beneran :")) Sebenernya tertarik banget pengen nanya-nanya disana, tapi masih bingung sama yang mau aku tanyain. Daripada terlontar pertanyaan bodoh yang sebenarnya jawabannya adalah: Bisa dibaca di websitenya ya, mbak. Jadi aku mengurungkan niat bertanya :")

Jalan-jalan lagi, aku sama Rarahayu (si Iin sibuk antri tanya-tanya di stand California University) sampailah di sebuah meja yang ada tulisannya YSEALI. Si Rarahayu langsung excited. Karena ngga familiar dengan Universitas itu, akhirnya aku nanya ke Rarahayu. "Lho? Kamu ngga tahu YSEALI?" tanyanya kaget. Dan aku baru tahu kalau ternyata YSEALI itu bukan nama kampus, tapi suatu organisasi yang mensupport kegiatan pemuda-pemudi ke Amerika. Programnya diatur sama Pemerintah Amerika. Mereka menseleksi pemuda dari negara-negara South East Asia untuk dikirim melaksanakan program mereka di Amerika. bener-bener Fully Funded dan seleksinya luar biasa. Kalau berminat, bisa langsung google aja YSEALI dan bacaaaaa gimana serunya program-program mereka. Dengerin penjelasannya Rarahayu bikin tertarik. Dan setelah galau-galau, akhirnya kami mendatangi stand YSEALI untuk dapet informasi soal kisi-kisi seleksi. Soalnya si Rarahayu (yang menurutku prestasinya udah banyak bangettt), dua kali daftar dan belum diterima.

Mbak-mbak yang jaga di Stand YSEALI baik dan ramah banget. Dia ngejawab dengan semangat tiap pertanyaan yang diajukan, sereceh apapun pertanyaanmu........... hahaha serius! Dari penjelasan mbaknya, aku menyimpulkan kalau YSEALI mencari pemuda yang sudah berkontribusi untuk lingkungan maupun sekitarnya. Mbaknya berkali-kali menekankan, apa aja yang sudah kamu lakukan, dan bukan yang akan kamu lakukan, karena YSEALI mencari pengalaman, bukan cerita. Sehebat apapun kamu, kalau yang kamu kembangkan hanya diri sendiri tanpa melakukan sesuatu untuk sekitarmu, belum tentu jaminan kamu akan dilirik oleh penseleksi YSEALI. Karena yang mereka butuhkan adalah pemuda yang nantinya akan kembali ke Tanah Air dan membangun perubahan dan pengabdian dari pengalaman yang mereka dapatkan.

Mata batinku bener-bener terbuka begitu dengar cerita dari mbaknya. Sehebat apapun kamu, kalau hanya mengembangkann diri sendiri, tanpa memberikan manfaat untuk yang lain, paling mudah orang-orang disekitar, ngga ada artinya. Bukan hanya jadi seseorang yang dilirik untuk program YSEALI aja ya, untuk kehidupan dan kemajuan kita. Selama ini aku terobsesi buat ikut lomba-lomba, atau melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Ngga jarang aku ngelakuin itu semua untuk pembuktian diri, bukan implementasi ke masyarakat. Pembuktian diri bahwa aku bisa. Padahal tanpa itupun, ketika kita memberikan manfaat untuk orang banyak, orang akan mengakui kita.. Selama ini yang aku bangga kan adalah pencapaian-pencapaian individual ku, tapi apa yang sudah aku berikan untuk lingkungan sekitarku? Untuk tanah airku?

Ada salah satu awardee YSEALI yang terpilih dari Papua, kebetulan lagi ada di stand YSEALI tersebut. Dia awalnya malu-malu buat cerita pengalamannya, tapi akhirnya terbuka juga. Aku lupa namanya, tapi dia bener-bener keren banget. Dia adalah mahasiswa pendiri sebuah gerakan perdamaian di Papua. Karena banyak konflik yang terjadi di daerahnya, dia mengajak teman-teman untuk berdiskusi mengenai solusi dari konflik-konfliknya. Intinya, dia adalah penggerak Peace Maker dari Papua dan konsepnya pun diakui, bahkan oleh YSEALI. Karena itu dia terpilih. "Padahal aku juga ngga jago-jago amat bahasa Inggrisnya.." aku nya, tapi dengan kotribusi perdamaian yang begitu besar, dia terpilih. Dan he deserved it. Dari cara nya bicara aja keliatan binar di matanya *cieh* beneraaan! Ngga cuma aku doang yang ngerasa, si Rarahayu juga bilang begitu. Aku kagum banget, dia berani dan berhasil bikin sebuah gerakan perdamaian di daerahnya, yang mana untuk mengajak banyak orang itu ngga gampang, apalagi sebuah aksi damai. Dengan tekad merubah nasib dan peduli pada perdamaian daerahnya, dia berhasil mencapai tujuannya. Yang bahkan konsepnya pun digunakan di beberapa Provinsi di Indonesia, sebagai konsep perdamaian.

Berbeda dengan aku (dan teman-teman sekalian) yang hidupnya sudah nyaman di kota besar, aku jarang bisa masuk menilik konflik keciiiil, yang sebenarnya banyak sekali. Entahlah ya, itu tadi, karena sudah merasa nyaman dengan keadaan sekarang, aku jadi lalai, dan ngga terlalu peduli dengan isu yang ada. Aku sibuk meningkatkan kualitas diri, tanpa berpikir apa yang harus dan akan aku berikan untuk tanah air. Bener-bener sharing session yang seru dan memotivasi banget sore itu :"))

Selama ini, aku sibuk memperbaiki diri, untuk tujuan pembuktian diri. Berbangga hati ketika mencapai pencapaian yang selama ini aku perjuangkan. Sudah cukup berhenti disitu, berhenti di kepuasan diri, tanpa menyalurkan kehebatan diri dengan memberikan kontribusi untuk lingkan sekitar. Sedangkan, yang saat ini negara kita butuhkan adalah anak muda, yang peduli terhadap bangsanya :") Yang nantinya akan kembali dan membangun kembali apa yang sudah diperbuat disini. Yang bermanfaat untuk orang banyak :")

"Sebaik-baiknya manusia, adalah yang bermanfaat bagi manusia (lainnya)."

Jadi inget di film Fantastic Four, ada percakapan bahwa anak muda yang sekarang, bertugas untuk memperbaiki apa yang sudah dilakukan oleh generasi sebelumnya. Itu tugas kita.

Lewat tulisan ini, aku ngga bermaksud menggurui atau menjudge, pengen membuka wawasan aja untuk memberikan manfaat bagi orang banyaak. Bahwa yang kita capai, sebaiknya bisa berguna untuk banyak orang :) Sudah termotivas belum? hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar