another blogger

Minggu, 03 September 2017

Stupidity level = max

Karena uda ngga kuliah atau harus kejar setoran di RSGM lagi, kegiatanku setelah praktek pagi adalah jadi supir pribadi andalan keluarga -ready 24/7. Pulang praktek langsung jemput ibu dan bapak. The best part nya adalah, kalau lagi beruntung, bisa dapet traktiran makan siang. Ngga ding, selalu diajak makan siang bareng.

Hal yang bikin kamu nyaman berada di sekitar keluargamu adalah karena kamu mengenal mereka, mengenal secara jiwa dan batin, kamu terikat dengan secara darah dan hati. Bahkan, keadaan sunyi di mobil kadang-kadang menenangkan. Ngga bosan, kalau sama mereka. Aku sama Raka juga bukan tipe yang ngobrol seru sepanjang perjalanan. Hanya ngobrol seadanya, sisanya dihabiskan dalam diam. Tapi kamu selalu tahu kamu aman didekat mereka. Pergi ke tempat yang ngga kamu kenal sama sekalipun ngga masalah, asal ada mereka.

Satu lagi, keluargamu seperti cerminanmu. Walaupun ngga selalu sama sifatnya, tapi sepemikiran lah, dan always have your back. Selera humor yang sama, sifat yang diwariskan.

Sore itu, aku sama ibu bapak habis makan siang di salah satu tempat makan di Surabaya. Dan bapak berniat mentraktir Egg Waffle buat aku yang hari itu udah nganter-nganterin ibu keliling berbagai tempat. Rejeki anak sholeh! Kami bertiga langsung cus menuju counter yang jualan egg waffle. Sesampainya disana, aku shock banget ternyata harganya udah naik jauh. Dari yang awalnya Rp 15.000, sekarang naik jadi Rp 20.000. Untuk egg waffle yang biasa itu, menurutku agak ngga worth it.

"Pak ngga jadi deh.."
"Kenapa mba?"
"Mahal harganya.. ga worth it aja."
"Gapapa lah.."
"Jangaaan. Yang lain ajaa. Coba ke Poc*yo yuuk"

Akhirnya kami beranjak ke toko waffle di lantai yang berbeda. Nah bedanya, kami belom pernah nyoba waffle yang bakal kami kunjungi ini. Kalau egg waffle udah sering beli, sampe ngga rela kalo harganya naik. Akupun mulai lihat2 menu nya, ada apa aja di waffle baru ini. Dan akhirnya aku memutuskan buat beli ini.

"Udah pesen mba?"
"Udah pak. Ini tinggal bayar.."
"Oh.. berapa?" Bapak uda ngeluarin dompet.
"26.000 pak.."

Bapak terdiam sejenak. Setelah sadar, kemudian mengeluarkan uang dari dompetnya. Ibu yang merasa ada sesuatu yang salah dalam percakapan ini akhirnya angkat bicara.

"Berapa? Berapa harganya?"
"26.000 bu.." aku menjawab dengan polos
Ibu masih terbelalak.
"Tadi waffle harganya 20rb kamu nggak mau karena kemahalan, sekarang malah belinyang 26rb..... wes wss"

Setelah sadar apa yang salah saat itu, aku ibu sama bapak langsung ketawa ngakak.

"Waffle 20rb nggak mau.. maunya yang 26rb bu," kata bapak sambil ketawa, "Aneh......."

Kami bertiga ngakak ngga berhenti. Sebenernya ini ngga cukup lucu buat diketawain sampai segitunya sih, tapi beneran, kami ngakak ga berhenti. Buat kami, yang lucu bukan harga waffle nya, tapi keluarga kami...

"Kamu lho mba sering bilang ga paham sama orang lain, tapi ibu lebih ngga paham sama kamu..."
Aku cuma bisa nyengir sambil lanjut ketawa.

Iya juga ya? Kenapa aku beli yang 26rb ya?

1 komentar:

  1. Family is the best home in the world, bersyukur yg banyak ra bisa deket sama keluarga sampe saat ini, ga terpisah ber mil2 jauhnya sama keluarga hehe

    BalasHapus