Sering denger kata ini kan? Tapi biasanya aku dan teman-teman menggunakan kata ilmiah ini untuk mendeskripsikan manusia yang 'kurang' ehm njelasinnya susah deh. maksudnya dia kurang bisa dalam komunikasi, juga pikirannya nggak sama kaya kita. Tapi tau nggak sekarang ini kita juga udah termasuk autis.
Suatu hari di mobil, ada aku, raka (adiku), ibu sama bapak. Raka pake headset sambil main DS sepanjang perjalanan. Ya aku nggak mau kalah, pasang headset di handphone terus ndengerin lagu. Lalu kami berhenti di pinggir jalan, mau beli aqua dan ternyata yang jual aqua juga pakai headset (ibu-ibu gaul). Good morning, sekarang globalisasi siapa aja bisa berpartisipasi di dalamnya, tua muda, bayi.
"Aqua nya berapa bu?"
(Si ibu tidak menjawab, hanya menunjuk-nunjuk mana yang mau dibeli)
(Bapakku kesal, langsung nunjuk Aqua) "Aqua.. Aqua.. yang gede (tangannya membulat besar)"
Ibu itu tadi pun menghampiri kami sambil membawakan dua botol aqua besar.
"Makasih, berapa bu?"
bisa kalian tebak, si ibu tadi tidak menjawab karena asik headset-an ckck
"berapa? Berapa?" bapak melambatkan gerakan bibirnya agar dapat dibaca si ibu headset-an.
jari-jari ibu itu menunjukan angka 5 yang berarti lima ribu.
setelah itu aku yang sedari tadi diam berkomentar
"banyak orang headset-an yaa"
"Iya, sekarang semua orang autis." jawab bapakku agak kesal
Definisi baru deh, kalau versinya bapakku, autis itu terlalu larut dalam dunianya sendiri. Sampai-sampai rasanya berat untuk ninggalin. Contohnya banyak terjadi. Dimana-mana meskipun lagi bareng-bareng, orang-orang bakalan sibuk sama Blackberry nya sendiri dibanding sama orang yang diajak jalan. begitu juga aku, lebih sibuk sama hp, dan lagi nggak bisa lepas dari laptop aaaaaaaaaaa
yang kaya gitu sebenernya nggak baik sih. tapi gimana lagi........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar