another blogger

Selasa, 06 Juli 2010

Aulia & Auriri

Kalau ada yang tanya 'Auriri' itu siapa, jawabannya saudara kembarku. Memang bukan dalam kenyataan sih, tapi dulu pas kelas 5 SD aku sama temen-temenku pernah ngebohongin adek kelas soal kembaranku. Aku bilang aku punya kembaran yang beda banget sifatnya, dan yang namanya anak kelas 4 pasti nggak bakal curiga kan?

Aku kelas 5 SD ikut berpartisipasi dalam pentas seni sekolah dan ikut kelompok english song. Anggotanya siswa-siswi dari kelas 1-6. Suatu hari adek kelasku bilang,
'Kayaknya tadi aku liat kak aulia di bawah?' katanya, padahal jelas-jelas daritadi aku nggak keluyuran dari ruang kelas dan siap banget buat latian nyanyi. Aku sama temen-temenku berpandangan.
'Ya, itu kan saudara kembarnya kak aulia,' kata salah seorang temanku dan nggak disangka kalau kata-katanya itu berbuah kebohongan yang lain.
'Oh ya? Siapa namanya?' tanya adik kelas yang namanya Lulu itu. teman-teman berpikir.
'Auriri,' jawabku 'tapi dia beda banget lho sama aku, kalo auriri itu rambutnya suka diurai tapi agak tomboi trus cuek,'

Pinter banget ya ngarangnya? Kayaknya ini gara-gara aku sering kepikiran pengen punya saudara kembar. Kalau baca di komik, rasanya enak banget punya saudara yang seumuran, yang ngerti masalah kita dan pokoknya.... asik lah. makanya aku sering ngarang-ngarang dan ngayal punya kembaran. Aku malahan pernah mikir kalo sebenernya aku punya saudara kembar, tapi dipisahin gara-gara salah ambil di rumah sakit, trus pas udah gedhe ntar ketemu, nangis-nangis daaaaaaaan voila! tersanjung 17 akan segera dirilis -____-

balik ke lulu,
sebenernya aku nggak tega ngebohongin si lulu, tapi apa boleh buat nasi udah jadi bubur. Dan yang paling parah, si lulu minta ketemu sama auriri mati nak! Aku dan temen-temen yang tahu tentang kebohongan ini kepayahan. Apa kita udahan aja ngebohongin anak kecil kelas 4 SD yang masih polos imut-imut ini?
'Jangan dong ra! Kan sayang udah sampai sini masa udahan? Ayo terus bohongin dia HAHAHA' kata makhluk merah di pundak kiriku.
'jangan ra jangaaaaaaaaan! Jangan dengerin dia ra, bohong itu nggak baik, mendingan kamu minta maaf aja ke lulu,' balas makhluk putih, kali ini di pundah kananku.
'has diem aje lu!' si merah memukulkan tongkatnya yang mirip tongkat zeus ke kepala si putih, namun ditangkis ciaaaaaaat! si putih ngeluarin iket kepala dan dengan segera dia berubah jadi wiro sableng. AHHHHH NGACO!

Daripada ngedengerin mereka, mending aku ikut kata hati, tapi hati-ku nggak berkata apa-apa, sama sekali. Sampai akhirnya tercetus sebuah ide, tadaaa!!

'Kak aulia, aku mau ketemu kak riri dong' kata lulu begitu berpapasan denganku di dekat kelas.
'Iya sana, ada kok anaknya di kelas. Aku ke perpus ya,' aku berpamitan. Dengan segera teman-temanku menghadang lulu yang hendak masuk ke kelasku. Mereka menjalankan siasat untuk menglur waktu hingga akhirnya aku bisa masuk ke kelas lewat pintu belakang. Aku melepas ikat rambut(Dulu aku jarang sekali membuka ikatan rambut)dan bergaya seperti orang cuek. Aku berdiri di depan loker kelas dan.... sesuai rencana lulu masuk ke kelas.
'kak riri?' tanyanya ragu-ragu. Aku mengangguk sambil memandangnya.
'riri?' komentar temanku yang ada di kelas, aduh aku lupa dia nggak tau permasalahannya. Langsung saja aku tarik dia ke dalam kelas. Lulupun berlari sekencang-kencangnya. Dan sepertinya dia.... menuju perpus? OH MY GOD!!!!!!!!!!

Aku mengikat kembali rambutku dan segera berlari menuju perpustakaan, tepatnya di depan ruang guru yang letaknya dekat dengan perpustakaan. Lulu sampai lebih dulu dan sepertinya ia tidak menemukanku disana. Saat ia melihatku di depan ruang guru, ia menghampiriku.
'udah ketemu..' katanya ngos-ngosan. 'kak ri..ri...'
Dalam hati aku menahan tawa, juga rasa bersalah
'udah ketemu? Gimana?' tanyaku penasaran. Dia tersenyum 'kok cantikan kak riri ya?' Doeng! HAHAHAHAHA


Maaf ya lulu, sebenernya setelah kejadian itu aku sama temen-temen niat ngasih tau kamu tapi lupa terus, semoga kamu udah lupa dengan kejadian ini aahahha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar