"Maaf ya, sepertinya aku memang tidak bisa berhenti," Ia mengatakan itu dengan nada ragu, tapi aku melihat cahaya keyakinan di matanya tentang apa yang baru saja ia katakan. Aku hanya mengangguk.
"Kau menemukan alasannya? Seberapa banyak? Seberapa pasti?"
Gadis cantik di depanku ini tersenyum. Bola matanya melihat ke atas, ke bawah, kemudian menatapku.
"Mungkin. Hanya satu. Dan tidak pasti." Aku tersenyum kecil. Sudah kuduga itu adalah jawabannya, "Kupikir, kalau aku terus bertekad untuk menyudahinya, nanti juga aku akan lemah lagi ketika menemukan alasan yang lain,"
"Tidak kurasa....." aku menepuk pundak sahabatku itu, "...kurasa kau tetap tidak akan berhenti walaupun tidak menemukan alasan."
Ia hanya tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar