another blogger

Minggu, 16 September 2012

random

Jadi ceritanya, hari Jumat kemarin aku ada mata kuliah Praktikum Faal. Nggak tau kenapa dari pagi suasananya udah tegang banget. Jam menunjukkan pukul 6.34 tapi si Reni udah heboh ngechat aku "Ra, udah setengah tujuh lohhhh." Kenapa? Soalnya dosen tercinta mengharuskan kita dateng jam 6.45. Jam 7 udah mulai praktikum. Lebih dari itu? Silahkan tutup pintu dari luar :3

Kelompokku kebagian praktikum alat indera. Kita ngetes rasa nyeri, panas, dingin, tekanan, gitu-gitu deh. Karena salah satu percobaannya harus pakai tangan, akhirnya aku, sebagai pemilik tangan dengan ukuran terkecil, yang jadi korban percobaan teman-teman sekelompok. Alhamdulillah sih aku cuma tangan yang di cap, temenku, Ola, malah pipinya yang jadi bahan malpraktek :|

Oke, tiba saatnya telapak tanganku diperkasusi sama temen-temen ._.
Mulai dari tusukan yang panas, dingin, sampai jarum kecil di teken-teken di telapak tanganku yang udah di cap, terus dicatet aku ngerasa paling kerasa itunya dibagian mana. Waktu percobaan tusukannya tadi suhunya rendah, aku ngerasa di semua bagian kerasa banget. Jadi tiap ditusukin, aku bilang 'dingin. dingin. dingin. dingin.' kata dingin tadi aku ulang-ulang terus.

Aku ulang terus sampeeeeeeeeeeeeeeeee gak ada artinya.
Aku heran sendiri, dingin itu sebenernya apa sih?

Sesuatu itu kalau diulang-ulang terus, lama-lama nggak ada artinya ya.
Sama kayak setelah kita jatuh di lubang yang sama, berkali-kali, suatu saat kita sadar, kalau itu nggak ada artinya. Iya nggak sih? :|

1 komentar:

  1. iya, kayak patah hati. udah tahu patah hati itu sakitm, tetepaja jatuh cinta. patah hati. jatuh cinta lagi. patah hati lagi. kok gak ada yang kapok ya?

    BalasHapus