Aku sudah bertahan, cukup lama dari yang kubayangkan. Tanganku menopang berat, menggenggam jalinan. Meraih semua tali yang bisa kupegang menahan. Rasanya, seperti memindahkan air dengan tangan, Yang tak kan kunjung berakhir, perlahan. Tiap kuingat, ini yang kuperjuangkan. Tersenyum kuseka keringat lelahku dengan ringan. Walau saat ini hanya angan.
Lelahku menemani di hamparan hijau sepanjang jalan. Hanya terduduk lemas, menanti sapaan, tanpa beban. Air mata yang kusimpan, sepertinya tidak pantas jika kuberikan. Kuingin menunjukkan, aku yang kuat, tanpa keraguan. Di dalam dada terasa panas, berkali-kali kutahan, jangan sampai keluar, setidaknya jangan sekarang. Tekadku, kusimpan hingga saatnya bisa kuberikan lebih dari yang aku terima. Dengan pelukan.
"Selamat datang nak. Kamu sudah pulang ke rumah."
Tidak butuh alasan untuk pulang, ketika kamu selalu punya tempat bernama rumah.
Dimana tangismu selalu bisa pecah, namun hati dan tanganmu berangsur ringan, lepas..
Dimana tangismu selalu bisa pecah, namun hati dan tanganmu berangsur ringan, lepas..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar