another blogger

Jumat, 24 November 2017

Day 5 - A Place I would Live, but Never Visited

Jepang sama Inggris.
Bukan berarti aku ngga pengen tinggal di Indonesia sih. Tapi topiknya kan tempat yang belom pernah dikunjungi. Kalo kota di Indonesia, sudah pasti Surabaya lah. Siapa yang mau meninggalkan kota nyaman - pemilik kuliner ter-enak se Indonesia raya? Haha

Karena aku anaknya kadang suka halu (hahaha), tinggal di Jepang atau Inggris uda beberapa kali terbayang-bayang. Ini akibat sering ngeliatin feeds selebgram yang tinggal, atau kenalan yang lagi sekolah disana. Kalo kata bapak, "Anak jaman sekarang tuh sukanya pembuktian. Kerja atau sekolah di tempat jauh, kemudian eksis dengan hasil yang dicapainya sendiri." yang mana intinya adalah banyak yang ambis. Bagus kan, apalagi kalau tujuannya positif? Cuma mungkin maksudnya adalah, selama orangtua masih bisa membiayai kita, biarkanlah, kita cuma tinggal ada didekat mereka terus sampai nanti waktunya punya kehidupan sendiri. Ngga perlu kerja atau kuliah lagi jauh-jauh, sementara ini di dekat orangtua aja, mengganti waktu bareng mereka yang selama sekolah kemaren habis terpakai karena sibuk ko-as atau skripsian. Tapi sebagai anak ya, siapa sih yang mau ngerepotin orangtua terus....

Yak, dari info-info yang aku dapatkan, tinggal di kedua negara ini membutuhkan biaya hidup yang ngga sedikit lho. Dimana di Surabaya, kamu bisa makan pecel dengan harga Rp 7.000 sekali makan. Kalo di Jepang atau Inggris, mana ada....... Makanan mungkin paling murah di atas 500 yen (Rp 60.000), apalagi di Inggris, ku ngga tau deh. Selama kemaren ke Eropa aja, aku sama teman-teman ngga pernah beli makanan di restoran. Seriusan. Berhubung lagi puasa, kami ngga banyak jajan dan ngga terlalu kelaparan. Kentang goreng aja harganya Rp 50.000 (3.5 euro). Kalo aku ngga salah, pernah lewat juga di kios kebab dan harganya sekitar 6-8 euro per bijinya :') Selain itu, taste makanan disana agak kurang cocok dengan lidah Jawa Timur-an ku yang craving makanan-makanan pedes-asem-gurih banget. Tinggal di Indonesia emang paling nyaman dah!

Tapi emang, living cost di tiap negara kan pasti berdasarkan pendapatan dan perekonomian negara tersebut juga. Berhubung UMR pegawai disana tinggi, ya barang-barang mengikuti harganya. Sesuai lah kalau aku bilang. Dari ceritanya bapak, gaji yang diterima disana memang tinggi, tapi sekalinya jadi pengangguran, langsung melarat pol kalo ngga punya tabungan...

Aku pengen bisa tinggal di Jepang atau Inggris, tapi engga permanen. Mungkin buat sekolah lagi aja ya (Aamiin), dan tentu aja, aku lebih pengen menetap di Indonesia. Ngga mau jauh-jauh dari Bebek sambel ijo lah pokoknya :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar