another blogger

Selasa, 14 November 2017

Tak Kasat Mata

Pernah diceritain sama Aya, kalo temannya (sebut saja si A) ada yang dilamar sama salah satu teman semasa SMA nya dulu (sebut saja si B). Dan yang berkesan adalah, si B ini adalah orang yang udah lama ngikutin blog si A. Tanpa ba-bi-bu, langsung bilang, "Udah lama ngikutin blog kamu. Kayanya kamu orangnya baik." Kurang lebih kaya begitu lah. Kalo aku jadi si A, uda pasti tersanjung banget. Tapi, apakah hal-hal yang ada di blog bisa menjadi penilaian seseorang? Berhubung si B adalah teman semasa SMA, anggep aja senggaknya tahu dunia diluar blognya si A. Kalo misalnya orang asing?

Aku punya kenalan, yang waktu itu menyapa dengan chat bilang, "Aku baca blog kamu. Kayanya lebih cocok masuk jurusan sastra nih drpd kedokteran gigi. Hehe" dan berujung ngobrolin banyaaak judul buku-buku sastra, yang mana adalah kesukaan si kenalanku ini. Sedangkan aku, sebenarnya adalah fans garis keras komik, yang jumlah koleksi komiknya paling aku banggakan :")
Gegara beberapa tulisan di blog, kenalanku menganggap aku adalah anak sastra yang super classy...

Padahal... bacaanku webtoon receh, dan aku ngga seanggun ituh... :")

Ya sebenernya gapapa sih kalo keliatannya begitu. Tapi, aku sebenernya kan ngga sekeren itu :")
Kalau ternyata aku ngga seperti yang diharapkan bagaimana....

Aku jadi agak terbebani karena takut menghancurkan ekspektasi orang. Ini pernah aku alamin dulu, berusaha menyamai harapan orang, yang akhirnya aku ngga bisa ngobrol bebas, jadi membosankan, dan aku capek sendiri buat ngebahasin hal-hal yang engga aku suka. Karena mencari pasangan bukannya mencari yang nyaman? Yang kita bisa bebas jadi diri kita sendiri, ngobrol macem-macem tanpa mengharapkan orang lain seperti yang dibayangkan.

Tentu aja orang akan lebih cenderung menuliskan apa yang dia pingin orang lain baca dan tau, mau itu tentang dirinya, atau pola pikirnya. Bukan berarti fake sih, lebih ke arah memilah, kalau memang tujuannya adalah membagikan hal-hal positif. Orang lain yang baca, cenderung menyimpulkan sendiri, bagaimana pola pikir si penulis, bagaimana dirinya seperti yang ada di tulisannya. Dari tulisan orang memang terlihat sih sebenernya, gimana pribadi seseorang. Menggebu-gebu, pasif, agresif, introvert, extrovert, rendah diri, dan lainnya. Ada orang yang benar-benar berbeda ketika kamu temui langsung.

"Aku kagum sama si C, karena baca tulisannya tuh gimana gituu termotivasi."
"Aku suka dia, sama puisi-puisi nya, kok bisa ya bikin begitu"
Dan ketika orang tersebut ngga sesuai dengan yang kita bayangkan, ada 2 kemungkinan: kecewa atau malah makin kagum.

Sama kaya berita-berita clickbait yang sekarang secara ngga langsung udah kaya selalu mengadu domba orang-orang. Kita ngga bisa menilai dari judulnya aja. Isinya, kebenarannya pun harus dipastikan, engga ditelan mentah-mentah. Orang-orang di dunia politik juga sama *apalagi itu*. Intinya adalah, untuk bisa menilai, harus mengenal dan melihat lebih dekat.

Ada hal-hal tak kasat mata, yang cuma bisa kamu ketahui kalau ngobrol dengan orang tersebut. Membiarkan orangnya cerita sendiri tentang dirinya, tanpa memojokkan dengan mengutarakan opini judgemental, tanpa ada istilah 'jawaban yang aku harapkan' ketika kamu bertanya sesuatu.

Cerita Aya tadi diatas, jadi salah satu alasan kenapa aku masih ngeblog (walaupun uda jarang posting). Siapa tau sekarang jodohku lagi baca *ea* dan suatu saat juga akan memulai, "Aku baca blog kamu. Kayanya kamu orangnya baik. Boleh ngga kenal kamu lebih jauh lagi?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar