Soroako, beberapa tahun yang lalu
Aku sama temen-temen nemuin aliran sungai deket rumah. Ternyata airnya dingin, bersih pula. Katanya salah satu temenku, sungai ini nantinya nyambung ke sawah, sama air terjun. terpikirlah sebuah ide dari kepala anak kelas 5 SD buat nelusurin sungai itu. Akhirnya, kita mutusin hari sabtu (pas libur sekolah) berduyun-duyun melakukan sebuah penjelajahan di sungai. tadaaaaaaaaa
Aku, rara, rezky, ai, raka, arif, andre, rizky selaku panitia acara tentunya kudu survei lokasi dulu. mana jalan yang aman, mana jalan yang harus kita tempuh. ternyata cukup ribet -_- dimana-mana banyak alang-alang, sama rumput yang gak tau kenapa kok ada durinya. Malah ada juga tanaman rambat yang nggliyet nggak jelas.
Kejadian pertama dimulai dari nyari jalan ke sawah. Pas di jalan, kita nemu lubang kayak jurang yang gelap banget. sebisa mungkin kita semua ngelewati lubang itu, gedhe lho -_- dan....... sangat tidak beruntung si Ai jatuh ke lubang jurang itu, aku yang jalan di belakangnya shock! Aduh mati! Tiba-tiba Andre, langsung narik tangannya ai, nyelamatin cewek berkerudung itu dari maut ._. Semua langsung bantuin Andre narik Ai.
Sumpah deh aku ikutan menggigil habis itu. Takut sih, tapi habis itu udah nggak lagi. Akhirnya, kita sampe deh di ujung pematang sawah.
E busyeeeet luas banget sawahnya :o
rasa capek kami rasanya terbayar deh, nggak sia-sia ada yang hampir njebur jurang gara-gara harus nyari tempat ini. Ternyata, yang punya sawah ini kenal sama si kakak beradik rizky-arif, jadinya kita punya tujuan yang jelas ke sawah. langsung aja deh kita jalan lewat pematang yang kecil dan banyak semut item nggigit itu ke pondok nya si embah (yang punya sawah) -__-
Di tengah-tengah, si raka yang bernasib tidak kalah sial dengan ai kakinya njebur ke salah satu petak sawah. Arif teriak, 'awas!lumpur hisap itu!' aku yang lagi-lagi (dan kayaknya selalu jalan di belakang orang yang kena masalah) di belakangnya raka shock pula, gimana kalo adekku keisep lumpur na'as itu?! langsung deh aku tarik tangannya. Emang berat banget. Jadi kayak ada gaya magnet yang narik raka ke bawah. Aku dibantu temen-temen narik raka ke atas, dan setelah berhasil menyelamatkan sebuah lagi nyawa, kita jalan lagi.
'eh, sandalku nggak ada satu,' kata raka
pandangan kami langsung menuju ke arah kaki raka, eh bener, sandal (kanan apa kiri ya?) nya nggak ada satu. Pasti ke hisep di lumpur tadi deh.
Aku langsung menepuk bahunya raka , 'yang penting kamu selamat,' yang lainpun memeluk raka, 'sandal bukan apa-apa, kawan' yaaaaa, agak dramatis -__- (sumpah ini aku ngarang)
Kami berlima pun melanjutkan perjalanan ke pondok si embah,dengan hati-hati tentunya. Karena kami tidak ada yang mau menjadi korban lumpur penghisap itu. Nggak elit kan jadinya kalau ditemukan anak SD yang kehisep lumpur gara-gara jalan-jalan di sawah.
'Lumpur penghisap? Hahahahaha' si embah ngakak begitu denger cerita sendalnya raka yang ilang ditelan lumpur penghisap itu. 'Itu tanah liat nak, memang kalau di sawah jadinya berat, tapi bukan yang sampai menghisap manusia.'
kami beramai-ramai melongo.
melongo.
dan masih melongo sampai pulang.